waliqutub akhir zaman . cahaya kewalian syaikh abu hasan asy sadzili. april 7, 2016 video ibu sunah rosul, vidio bokp online "siapa yang ingin bersahabat dengan allah, maka seharusnya ia memulai dengan meninggalkan segala syahwat diri. sang hamba tidak akan sampai kepada allah, jika masih ada pada dirinya segala kesenangan dirinya. RasulullahSAW pernah bersabda,"Mahukah kalian aku beritahu tentang suatu amal yang paling baik dan paling suci di sisi Tuhan kalian, yang (dengannya) ia dap IstilahWali kutub, wali ghauts, tidak pernah ada dalam islam. Karena segala yang ghaib pasti telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada peluang bagi manusia untuk mengetahui hal ghaib selain melalui penjelasan Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Istilah wali qutub dan wali ghauts hanya ada WafatlahWali Allah yang berbudi pekerti yang halus lagi mulia ini pada hari Kamis waktu duhur 12 Jumadil Awal tahun 570 Hijrah. Riwayat yang lain mengatakan tahun 578 Hijrah. Syaikh Ahmad Badawi Setiap hari, dari pagi hingga sore, beliau menatap matahari, sehingga kornea matanya merah membara. waliqutub-akhir-zaman 1/3 Downloaded from January 21, 2022 by guest [EPUB] Wali Qutub Akhir Zaman Eventually, you will enormously discover a other experience and deed by spending more cash. still when? accomplish you agree to that you require to get those all needs behind having significantly cash? Why SUBHANALLOH30mutiara hikmah akhir zamandari wali quthub ABAH GURU SEKUMPUL(SYAIKH MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHONI) sampai akhirsemoga BAR . loading...Ustaz Miftah el-Banjary, Dai yang juga pakar ilmu linguistik Arab dan Tafsir Al-Quran asal Banjar Kalimantan Selatan. Foto/Ist Tg DR Miftah el-Banjary MAPakar Ilmu Linguistik Arab, Pimpinan Majelis Dalail Khairat Indonesia-MalaysiaDalam ajaran al-Imam Muhyiddin Ibnu Arabi, waliyullah yang tertinggi dinamakan القطب Al-Qutb kutub atau poros alam. Ia kadang juga dinamakan الغوث "Al-Ghauts" penolong atau سلطان الأولياء Sulthan al-Awliya raja para wali. Akan tetapi, sebagian membedakan antara Sulthan al-Awliya atau Ghauts dengan Qutb. Menurut pandangan ini, semua Sulthan al-Awliya adalah Qutb, tetapi tidak semua Qutb adalah Sulthan al-Awliya/Ghauts al-Adham الغوث الأعظم. Ada pula yang menyatakan bahwa maqam kedudukan "Wali al-Ghauts" ini merupakan pangkat tertinggi paling puncak yang menempati satu tingkat lebih tinggi di atas Wali Qutb dan satu tingkatan di bawah Nabi Khaidir ' juga keterangan yang menyebut dengan istilah "Qutb al-Aqtab" قطب الأقطب atau kutubnya kutub. Ada pula keterangan menyebutkan Qutb memiliki dua wakil, yakni dinamakan Wali Aimmah ولي الأئمة. Salah satu wali Aimah, yakni "Imam Kanan" hanya mengetahui عالم الملكوت Alam Malakut alam kekuasaan, alam gaib; dan yang satunya "Imam Kiri" hanya mengetahui عالم الملك Alam Mulk alam kerajaan, alam dunia jasmani.Qutb al-Ghauts adalah pusat daya-daya spiritual. Ia mengumpulkan semua maqam. Ia adalah kutub semesta lahiriyah maupun semesta batiniah, yang semuanya berputar di sekelilingnya, seperti Ka'bah yang menjadi sumbu perputaran dalam thawaf. Kadang-kadang Qutb diberi kekuasaan eksternal politik atas seluruh umat. Empat khalifah pertama pasca Nabi Khalifah Abu Bakar bin Shiddiq, Khalifah Umar bin Khattab Khalifah Utsman bin Affan dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah Qutb Agung atau Sulthan al-Awliya, yang memiliki kekuasaan politik. Tetapi kebanyakan Qutb hanyalah penguasa rohani, dan tidak memiliki kekuasaan politik. Abu Yazid al-Busthami dan Maulana Rumi ialah contoh dari jenis wali ini. Mayoritas wali qutb tidak memiliki kekuasaan Zaman Hanya Ada 1 Wali QutubDalam setiap zaman hanya ada satu wali Kutub atau dalam pendapat lain, satu Sulthan Awliya, di mana semua wali berputar di sekelilingnya, dan pandangan ini hampir disepakati. Seperti dijelaskan oleh Hakim al-Tirmidzi, Syekh al-Akbar Ibnu Arabi, dan al-Hujwiry. Meski sudah menjadi kesepakatan hanya ada satu Sulthan Awliya di setiap zaman, namun dalam kenyataan sejarah kita kerap menjumpai kabar bahwa ada lebih dari satu syekh sufi yang hidup dalam kurun waktu yang sama, atau berdekatan, tetapi dianggap sebagai Qutb atau Sulthan Awliya. Demikian pula, dalam setiap tarekat, sering kali muncul klaim bahwa pendiri tarekat, yang sama-sama hidup dalam kurun waktu yang relatif sama, atau beberapa mursyid penerusnya menempati kedudukan maqam Qutub. Bahkan, di masa sekarang pun terdapat beberapa kabar ada wali Qutub lebih dari satu yang berada di beberapa Qutb yang dimaksud di sini seperti yang disinggung oleh Syekh al-Akbar Ibn Arabi, yakni Qutb untuk maqam spiritual tertentu. Karenanya, dalam maqam tawakkal, misalnya, terdapat satu Qutb, tempat manifestasi tertinggi dari maqam spiritual tertentu pada zamannya. Ibnu 'Arabi sendiri, misalnya, dikenal sebagai Sulthan al-'Arifin rajanya orang berpengetahuan, sedangkan Maulana Rumi ialah Sulthan al-Muhibbin rajanya para pencinta. Atau persoalannya pada "zaman" Qutb hanya satu untuk setiap masa, tetapi persoalannya masa atau zaman yang mana? Jika sudah bicara dunia spiritual, waktu adalah relatif, nonlinier, dan ada banyak alam selain alam dunia ini, yang berarti juga ada banyak masa atau zaman. Bagaimanapun, ini akan tetap menjadi misteri, dan kita orang awam hanya bisa berspekulasi berdasarkan Arabi dalam kitab "Futuhat al-Makiyyah" menyatakan bahwa ada 84 kategori wali, dan 35 di antaranya memiliki batas pada masa tertentu. Keterangan dari Ibnu 'Arabi ini juga dikutip oleh Syekh Yusuf an-Nabhani dalam kitab "Jami' Karamah al-Awliya."Kedudukan spiritual wali terdiri dari tingkatan-tingkatan dari yang tertinggi hingga yang terendah. Masing-masing derajat ini sesuai dengan tingkatan realisasinya. Tetapi ada beberapa pandangan tentang maqam atau kedudukan kewalian yang berbeda-beda, dan berikut ini beberapa di antaranya. Menurut Syekh Hakim at-Tirmidzi, ada lima kategori umum Wali 1. Al-Budala البدلاء, wali-wali pengganti, yang berada pada derajat Al-Akhyar الأخيار orang-orang pilihan, manusia yang memilih Allah dan karenanya Allah pun memilih Al-Abrar الأبرار, orang-orang baik, mereka adalah orang-orang yang amalnya bebas dari segala sesuatu selain Al-Muhadditsin المحدثين, orang yang dijaga dengan kebenaran oleh Khatam al-Awliya خاتم الأولياء, penutup para wali. Kedudukannya berada di atas semua kedudukan wali. Menurut Syekh Husain Kamal, jumlah golongan wali dalam tradisi Tarekat Chistiyyah disebutkan ada• 1 orang Qutb al-Awliya• 70 orang Wali Nujaba • 300 orang Wali Nugaba• 500 orang Wali Akhyar• 25 orang Wali Abrar, • 4 orang Wali Autad, dan•.40 orang wali Abdal. Menurut Imam al-Hujwiry, berdasarkan keterangan para sufi ahli kasyaf ada• 1 orang Wali Qutb• 3 orang atau 12 orang menurut Ibnu Arabi wali Nuqaba •.4 orang Wali Autad • 40 orang Wali Abdal atau 7 orang versi Ibnu Arabi• 300 orang Wali Akhyar, • orang Rijalul Ghaib. AMALAN WALI QUTUB DAN FADILAH MENDOAKAN UMMAT NABI MUHAMMAD SAW. Sahabat Al Amin Center, diceritakan bahwa Al Imam Quthubil Ghaust wa Quthubil Akwan As Syeikh As Sayyid Samman Al Madani Penjaga Makam Rasulullah Saw. Berkata "Tidaklah aku diangkat ALLAH SWT menjadi Al Wali Quthbil Ghaust dan Quthbil Akwan melainkan disebabkan aku selalu rutin membaca d'oa اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ"ALLAHUMMAGHFIR LI UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD,ALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDININA MUHAMMAD,ALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD,ALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD SAW"4x secara berturut-turut setelah selesai sholat subuh.""Barangsiapa membaca doa tersebut Allahummaghfir li ummati Sayyidina Muhammad dst.... empat kali sesudah sholat subuh diantara fadhilah mengamalkannya 1. Dimasukkan jumlah martabat fadhilah wali qutub2. Dijadikan kaya dan mudah rizkinya3. Naik pangkat dunia dan akhiratnya4. Akhir umurnya husnul khotimah, dan selain kita membaca doanya perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari - Harus siap mengampuni / memaafkan kesalahan orang lain- Harus kasih sayang kepada umat Rasulullah Harus siap menutupi aib dan kekurangan umat Rasulullah Harus menyenangkan hati umat Rasulullah UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD1 Ya Allah berilah ampunan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD2 Ya Allah sayangilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD3 Ya Allah sempurnakanlah kelalaian kekurangan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD4 Ya Allah perbaikilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWSahabat Al Amin Center yang berbahagia, Yuk kita amalkan doa tersebut dengan Istiqomah, insyaallah mudah dan ringan kok, semoga kita mendapatkan fadilah dan keutamaannya, semoga Allah SWT. memudahkan kita untuk senantiasa mengamalkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, Aamiin Ya Robbal 'AlamiinYUK BACA, AMALKAN DAN SHARE KEPADA BANYAK ORANG SEMOGA KITA MENDAPAT BAROKAH MANFAAT, FADILAH SERTA MENDAPAT PAHALA AMAL JARIYAH DARI ORANG-ORANG YANG MENGAMALKANNYA, AAMIIN YA ROBBAL 'ALAMIIN Al-Quthbi Al-Kamil Khatmu Al-Auliyai Al-MaktumSecara etimologi bahasa, qutub berasal dari kata ط - ب - ق. Artinya bintang terindah. Sedangkan secara istilah, qutub adalah manusia terbaik yang mengumpulkan seluruh keutamaan. Baik dalam sifat kemanusiaan, ibadah dan kedekatannya dengan Allah. Seorang qutub merupakan Khalifah Rasulillah SAW dalam menjaga keseimbangan masa hanya ada satu orang kutub. Ibnu Hajar menjelaskan, kata abdal telah masyhur dalam sejumlah khabar dan qutub telah ditemukan dalam beberapa atsar. Sedangkan kata ghauts tidak ditemukan sumbernya. Jalaluddin As-Suyuthi telah mengetengahkan akan adanya qutub, autad dan abdal dalam kitabnya Al-Khabarud Dallu Ala Wujudil Quthbi Wal Autadi Wan Nujabai Wal Abdalli. Keterangan ini menunjukkan adanya qutub. Berbeda dengan ghauts yang tidak ada penunjukkan. Hal ini berdasarkan pada hadits dan atsar yang ghauts secara istilah adalah persamaan dari qutub. Ghauts merupakan sosok qutub yang sempurna Al-Quthb Al-Kamil wa Al-Jami. Dari sini dapat dimengerti bahwa kemutlakan kata ghauts atas al-quthbu al-jami’ adalah istilah yang baru muncul di antara para wali. Berbeda denga kata qutub yang telah ditemukan dalam beberapa atsar. Kekhususan Al-Quthbu Al-Kamil wa Al-Jami ini sangat banyak. Di antaranya adalah mengetahui ismu Al-a’dham dengan seluruh bentuk, huruf, lafal, jumlah, tujuan dan waktunya. Sebagian dari ismu Al-a’dham ini ada yang boleh diijazahkan kepada beberapa orang sahabatnya dan ada pula yang tidak diperbolehkan. Karena besarnya anugerah, martabat lahir atau batinnya dan inti batinnya. Sebagaimana keterangan dalam Jawahirulma’ani, Kanzi Al-Muthlasam dan beberapa risalah Syeikh Ahmad bin Muhammad Al-Kamil wa Al-Jami mempunyai 366 dzat sesuai jumlah hari kabisat. Seperti telah diterangkan As-Sya’rani dari gurunya, Al-Khawas keterangan ini juga disampaikan oleh Syeikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani dalam Jawahiru Al-Ma’ Asakir dan Al-Khatib telah mengutip keterangan dari Ubaidillah bin Muhammad Al-abbas, bahwa Al-kannani mengatakan, “Wali nuqaba berjumlah 300 orang. Wali nujaba berjumlah 70 orang. Wali abdal berjumlah 40 orang. Wali akhyar berjumlah 7 orang. Wali amal berjumlah 4 orang. Wali ghauts hanya seorang. Menurut Ibnu Khaldun, kedudukan qutub merupakan kedudukan tertinggi. Sebagian orang arif mengatakan bahwa Wali Qutub adalah seorang wali yang disinyalir dalam Hadits Ibnu Mas’ud, hatinya berada dalam hati Malaikat Israfil. Wali Qutub merupakan poros dan markas dari seluruh jalaluddin As-Suyuthi telah meriwayatkan dari Ibnu Asakir dan Abu Nu’aim dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasululloh SAW bersabda, “Sesungguhnya Alloh juga mempunyai 40 orang di antara makhluk-Nya yang hatinya berada dalam hati Nabi Musa Alloh juga mempunyai 7 orang di antara makhluk-Nya yang hatinya berada dalam hati Nabi Ibrahim Alloh juga mempunyai 5 orang di antara makhluk-Nya yang hatinya berada dalam hati Malaikat Jibril Alloh juga mempunyai 3 orang di antara makhluk-Nya yang hatinya berada dalam hati Malaikat Mikail Allah juga mempunyai satu orang di antara makhluk-Nya yang hatinya berada dalam Malaikat Israfil Jika yang seorang tersebut meninggal, maka Alloh SWT akan menggantikan kedudukannnya dari yang 3 orang. Jika yang 3 orang telah meninggal, maka Alloh SWT akan menggantikan kedudukannnya dari yang 5 orang. Jika yang 5 orang telah meninggal, maka Alloh SWT akan menggantikan kedudukannnya dari yang 7 orang. Jika yang 7 orang telah meninggal, maka Alloh SWT akan menggantikan kedudukannnya dari yang 40 orang. Jika yang 40 orang telah meninggal, maka Alloh SWT akan menggantikan kedudukannnya dari yang 300 orang. Jika yang 300 orang telah meninggal, maka Allah SWT akan menggantikan kedudukannnya dari orang sebab merekalah Allah menghidupkan, mematikan, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuhan dan menolak bahaya.”Shahibul Muniyah telah bersyairDalam Bulan Muharam esok, akan muncul ghauts yang memberi khalifah dari al-muhaimin al-majid Allah.Istilah “Khatmu Al-Auliya” memang jarang dibicarakan. Istilah ini diperkenalkan pertama oleh seorang wali agung Muhammad bin Ali Al-Hakim At-Turmidzi w. 255 H. dalam kitabnya Khatmu Al-Auliya’ Penutup Para Wali. Selanjutnya, seorang wali quthub, yaitu Syeikh Ali bin Muhammad Wafat w. 807 H. mempertegas keberadaannya. Sehingga akhirnya, istilah ini muncul ke permukaan setelah pengarang “Futuhatul Makiyyah”, Syeikh Muhyidin Ibnu Arabi Al-Hatami mengungkapkannya secara khusus dalam sebuah kitab yang berjudul “Anqaau Maghrib Fii Khatmi Al-Auliya Wa Syamsi Al-Maghrib” Bumi Maroko Penutup Para Wali dan Mataharinya.Di antara beberapa wali yang agung pun ada yang mengklaim sebagai Khotmu Al-Auliya’. Antara lainSyeikh Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli, pengarang Dalailul Khairat. Syeikh Ali bin Muhammad Wafa. Beliau mengatakan bahwa ayahnya, Muhammad Wafa adalah Khatmu Al-Auliya. Namun pernyataan ini dicabut kembali. Syeikh Al-Fasyasyi. Syeikh Muhyidin Ibnu Arabi Al-Hatami. Setelah Beliau bermimpi melihat Ka’bah yang dibangun dengan batu-bata emas dan perak. Hanya saja di puncaknya antara rukun Yamani dan Syami, lebih condong ke rukun Syami terlihat kuarng dua bata. Dalam mimpinya, Beliau memperhatikan hal tersebut. Dengan kesadarannya beliau menganggap bahwa dirinyalah penutup dan penyempurna bangunan Ka’bah. Setelah melalui penakwilan, Beliau menganggap telah mencapai Khatmu L-Auliya. Maka dengan riang gembira, beliau mengalunkan syairDengan kamilah Allah menutup bermuaralahlah wilayah kepada itu, tidak ada khotam bagi orang setelah keberuntungan dengan khotam bagi umat ilmunya kecuali diriku sedang bersyair, Beliau mendengar bisikan“Apa yang kau duga dan harapkan bukan milikmu. Itu adalah milik seorang wali di akhir zaman. Tidak ada wali yang lebih mulia di sisi Allah SWT melebihinya.” Akhirnya Beliau berkata, “Kuserahkan urusan ini kepada yang menciptakan dan mewujudkan.”Dengan pernyataannya ini, secara langsung Syeikh Muhyiddin bin Arabi Al-Hatami telah mencabut klaimnya sebagai Khatmu Al-Auliya. Dalam arti sebagai Khatmu Al-Auliya karena itulah, Beliau mengarang Kitab Anqaa-u Maghrib Fii Khatmi Al-Auliya Wa Syamsi Al-Maghrib Bumi Maroko Penutup Para Wali dan Mataharinya. Kitab ini telah dicetak dan saat itu sampai abad ke-12 hijriyah tidak terdengar kembali adanya seorang wali yang mengklaim sebagai Khatmu Futuhatul Makiyah, Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi Al-Hatami memberikan keterangan tentang identitas Khatmu Al-Auliya. Beliau mengatakan, “Saya telah berjumpa dengannya Khatmul Auliyail Muhammadi secara barzakhiyah pada tahun 595 H. Saya melihat tanda yang disembunyikan Alloh dari hamba-hamba-Nya. Dia berada di Fas, Maroko. Saya melihat tanda Khatmul Auliyail Muhammadi darinya. Dia akan mendapat banyak cobaan karena banyak ilmu-ilmu robbani ketuhanan yang kenyataannya, setiap wali yang pernah menyatakan dirinya Khatm Al-Auliya banyak yang mencabut kembali pernyataannya. Mereka yang telah menyatakannya pun hanya pada batas tertentu wilayat Al-khusus. Bukan secara umum dan luas a-mmah dan menutup kewalian dalam arti yang mencapai kedudukan sempurna yang terakhir. Karena Khatmat Al-Kubra kesempurnaan paripurna terbesar hanya akan muncul di akhir samping itu, maqam kedudukan Al-Khatmu adalah kedudukan yang sangat tinggi yang sulit untuk dicapai seseorang, kecuali telah sampai pada maqam kedudukan kutub. Sedangkan kutub sendiri merupakan kedudukan yang sangat tinggi. Dalam tiap zamannya, seorang wali kutub merupakan sosok yang mengumpulkan ahwal beberapa kondisi kewalian, asrar beberapa rahasia ketuhanan dan karomah beberapa kemuliaan perilaku dari auliya dan arifin pada zaman tersebut. Akan tetapi, meskipun para kutub tersebut berserikat dalam pencapaian kedudukan ini, mereka berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan kekutubannya sesuai kadar masing-masing dalam pendakiannya. Sesuai urutan derajat yang mereka cakup dan tertinggi merupakan kedudukan termulia posisinya. Yaitu yang mencapai kedudukan Al-Khatmat Al-Ajall Al-Anfus kesempurnaan jiwa tertinggi. Kedudukan inilah yang disebut dengan Al-Khatm Al-Maqom penutup seluruh kedudukan di antara orang-orang khos. Dalam Ad-Durr Al-Mandhum, pada bab Titimmatu s-sa-disah penutup keenam, tentang kedudukan khatmah penutup/pamungkas, Imam As-Sya’roni telah membicarakan kedudukan Al-Muhammadi. Bahwa kedudukan ini merupakan kedudukan yang tidak mungkin dicapai seseorang kecuali telah melewati hijab. Dan ini tidak terjadi pada tiap Ar-Risalat Al-Mubarakah, Imam Asy-Sya’rani telah menerangkan ilmu-ilmu khos auliya. Bahwa beberapa ilmu tentang sifat-sifat khatim Al-auliya ada dalam tiap kurun dan akan ditutup oleh penutupnya yang terbesar khatim Al-akbar. Seperti halnya Nabi Muhammad SAW telah menutup nabi-nabi Ahmad bin Muhammad At-Tijani menerangkan tentang hakikat wilayah. Bahwa wilayah terbagi menjadi dua, yaitu Wilayah A-mmah umum dan Wilayah Khosh-shoh khusus. Wilayah a-mmah ialah wilayah sejak Nabi Adam sampai Nabi Isa Sedangkan Wilayah Khosh-shoh ialah sejak Rasulullah Saw sampai Al-Khatmu penutup. Arti dari khosh-shoh adalah wali yang berakhlak dengan akhlak Al-Hak yang berjumlah 300 akhlak secara sempurna. Sebagaimana sabdanyaSesungguhnya Alloh memiliki 300 akhlak. Siapa yang berakhlak dengan salah satunya, maka Allah memasukkannya ke dalam Ilahiyah ini hanya terkumpul sempurna dalam diri Rasululloh SAW dan wali-wali kutub sebagai pewarisnya sampai Wali Qutub Penutup. Mereka dinamakan Al-Muhammadiyyiin. Secara hukum, kedudukan wali qutub penutup/Al-Khatmu merupakan hukum waris dari Nabi SAW kepada wali-wali qutub Al-Muhammadiyyin yang telah berakhlak dengan 300 akhlak Ilahiyah. Mereka adalah orang-orang besar golongan qutub ahli wilayah batin yang khos-shoh. Karena wilayah telah terbagi menjadi wilayah dlahir dan wilayah batin. Wilayah dlahir berkecimpung dalam pengaturan pemerintahan dan perkara lahir. Wilayah dlahir akan ditutup oleh Imam Mahdi L-Muntadhar yang akan muncul di akhir batin bergerak dalam pengaturan batin. Wilayah batin ini pun terbagi dua, yaitu wilayaha-mmah umum dan khosh-shoh khusus. Wilayah a-mmah ialah wilayah sejak Nabi Adam sampai Nabi Isa Sedangkan wilayah khosh-shoh ialah wilayah sejak Rasululloh SAW sampai Al-Khatm Al-Akbar penutup qutub terbesar. Seluruh wali qutub yang telah idrak menemukan kedudukan Khatm Al-Quthbaniyah kesempurnaan qutub adalah Ahli Wilayah Batin Khosh-shoh. Tiap wali yang telah mencapai kedudukan khatmiyah kesempurnaan dinamakan wali khatam. Sehingga muncul Al-Khatm Al-Akbar yang akan menutup wilayah khosh-shoh sebagai puncaknya. Al-Khatm Al-Akbar hanya ada satu dalam satu zaman, yaitu sejak Nabi SAW. Di mana hatinya berada dalam hati Nabi Muhammad khatm Al-auliya Al-kubra sebagai al-quthb Al-maktum merupakan kedudukan qutub terakhir yang disembunyikan Alloh SWT dari seluruh makhluk. Kecuali kepada Rasululloh SAW. Sepanjang catatan, tidak ada seorang wali pun yang mengklaim dirinya sebagai al-quthb di antara keistimewaan kedudukan al-maktum adalah bahwa Al-Haq bertajalli kali dalam kejap pertamanya. Di mana dalam satu tajalli diberikan macam anugerah seperti yang diberikan kepada penduduk sorga. Kemudian dalam kejap selanjutnya diberikan kesabaran menghadapai beberapa tajalli-Nya. Demikian terus menerus tanpa ada juga merupakan sumber Faidh cucuran rahmat yang berupa Imdad pertolongan yang dilakukan oleh para qutub untuk seluruh alam semesta. Tanpa disadari karena adanya penghalang/hijab, para qutub telah mengambil perantaraannya dalam memberikan memberikan Faidh Hakikatul Muhammadiyah kepada mereka dalam hidupnya. Nisbat para qutub dengan al-maktum adalah seperti nisbat orang umum kepada qutub sendiri. Karena kedudukan al-maktum dalam kegaibannya tidak diketahui oleh seorang pun. Baik di dunia, maupun di kesempurnaan kedudukannya tidak bisa dibandingkan dengan seluruh kedudukan lainnya. Seperti kedudukan Rasulullah SAW yang mencakup seluruh kedudukan kenabian. Karena tidak ada seorang pun yang mengetahui hakikatul muhammadiyah kecuali Allah SWT. Demikian pula al-maktum. Dia telah menjadi penolong pada seluruh wali dalam zaman dahulu dan zaman kemudian. Hakikatnya tidak dapat diketahui siapa pun, kecuali Allah dan Rasulullah SAW.

wali qutub akhir zaman